Hadis

Memalsukan hadis untuk memotivasi manusia kembali kepada al-qur'an.

By Ustaz Tommi Marsetio - 17/11/2020

Tersebutlah di dalam Tadrib Ar-Rawi karya Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi rahimahullah halaman 340, beliau berkisah:

"Dan diriwayatkan dari Mu-ammal bin Isma'il kepada kami, ia berkata:

"Seorang syaikh telah menceritakan kepadaku sebuah hadis, lantas aku bertanya kepada sang syaikh, "Siapa yang menceritakan kepadamu hadis yang demikian?" Syaikh tersebut menjawab, "Seorang lelaki telah menceritakan kepadaku di Mada-in, dan ia masih hidup."

Aku pun mendatanginya dan aku tanya, "Siapa yang menceritakan kepadamu hadis yang demikian?" Syaikh tersebut menjawab, " Seorang syaikh telah menceritakan kepadaku di Wasith, dan ia masih hidup."

Aku pun mendatanginya (dan aku bertanya hal yang serupa), lalu ia menjawab, "Seorang syaikh telah menceritakan kepadaku di Bashrah."

Aku pun mendatanginya (dan aku bertanya hal yang serupa), lalu ia menjawab, "Seorang syaikh telah menceritakan kepadaku di 'Abbadan (sebuah daerah di 'Iran)."

Aku pun mendatanginya, lantas syaikh tersebut menggamit lenganku dan mengantarkanku masuk ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya ada sekelompok orang dari kalangan sufi dan bersama mereka ada seorang syaikh. Syaikh yang mengantarku masuk berkata, "Inilah syaikh yang telah menceritakan kepadaku hadis tersebut."

Lalu aku bertanya, "Wahai syaikh, siapakah yang menceritakan kepadamu?" Ia menjawab, "Tidak ada seorang pun yang menceritakan hadis tersebut kepadaku, namun kami melihat orang-orang telah berpaling dari Al-Qur'an, jadi kami mengarang-ngarang hadis ini untuk mereka agar hati mereka kembali kepada Al-Qur'an."

===

Aku (Imam As-Suyuthi) katakan, "Aku tidak mengetahui nama syaikh ini, hanya saja Ibnul Jauzi menyebutkannya dalam Al-Maudhu'at dari jalur Bazi' bin Hassan, dari 'Ali bin Zaid bin Jud'an dan 'Atha' bin Abu Maimunah, dari Zirr bin Hubaisy, dari Ayahnya, Ibnul Jauzi berkata, "Petakanya berasal dari Bazi'." Kemudian ia menyebutkannya kembali dari jalur Makhlad bin 'Abdil Wahid, dari 'Ali dan 'Atha', dan petakanya berasal dari Makhlad. Maka seakan-akan salah satunya adalah pemalsunya sementara satunya lagi yang mencuri hadisnya, atau keduanya adalah yang mencurinya dari syaikh pemalsu tersebut."

Senada dengan kisah ini, disebutkan oleh Imam Al-Hakim rahimahullah dalam Al-Madkhal ila Ma'rifah Kitab Al-Iklil halaman 134-135, jawaban Abu 'Ishmah Nuh bin Abi Maryam Al-Marwazi (ia seorang pemalsu hadis) ketika ditanya mengenai perbuatannya memalsukan hadis Fadha-il Al-Qur'an surat demi surat padahal diantara murid-murid 'Ikrimah tidak pernah ada yang meriwayatkan sepertinya, Abu 'Ishmah menjawab:

إني قد رأيت الناس قد أعرضوا عن القرآن، واشتغلوا بفقه أبي حنيفة، ومغازي ابن إسحاق، فوضعت هذا الحديث حسبة

"Sungguh aku melihat orang-orang banyak berpaling dari Al-Qur'an, mereka sibuk dengan fiqih Abu Hanifah dan maghazi (kisah-kisah peperangan) Ibnu Ishaq, lantas aku mengarang-ngarang hadis ini dengan mengharap ganjaran pahala."

Tujuan yang baik namun dengan cara yang salah dan buruk. Wal'iyadzubillah.

Wallahu a'lam.

Source:
- facebook.com/tommi.marsetio/posts/3480099572069620

<- Home